astronaut pesawat challanger |
diproses - Salah satu pertanyaan yang paling sering diajukan berkenaan dengan bencana pesawat ulang-alik Challenger (28 Januari 1986) adalah, "Apakah para astronaut masih hidup setelah ledakan. Banyak orang ingin mengetahui apakah ketujuh astronaut Challenger
masih sadar saat mereka tercebur ke laut. Jawabannya adalah ya. Menurut
para ahli, paling tidak selama beberapa detik dan kemungkinan lebih
lama.
Penyelidikan melelahkan yang dilakukan setelah kecelakaan
mengungkapkan bahwa tiga dari bongkahan sarana untuk meloloskan diri
dalam keadaan darurat yang telah ditemukan kembali,telah diaktifkan
secara manual setelah ledakan. Telah disimpulkan bahwakekuatan ledakan
awal tidak cukup besar untuk membunuh atau membuat para astronaot tak
sadarkan diri, dan bahwa kematian mereka adalah karena menghantam air
dengan kecepatan 207 mil (333 km) per jam. Tidak diketahui berapa lama
kabin Challenger menahan tekanan udara atau berkenaan dengan hal ini,
jika kabin memang menahan tekanan setelah ledakan. Maka meski jika para
astronaut memang sadar setelah ledakan, tampaknya mereka semua tak
sadarkan din dalam waktu beberapa detik dan tetap demikian saat mereka
menghantam air. Ketujuh astronaut Challanger ini adalah Michael Smith,
Dick Scobee, Judith Resnik, Ronald McNair, Ellison Onizuka, Gregory
Jarvis, dan Christa McAuliffe. Di antara ketujuh sisa-sisa mayat para
astronaut Challanger yang bisa dikenali ini telah dikembalikan ke
keluarga mereka pada tanggal 29 April 1986. Sisa-sisa mayat yang tidak
bisa dikenali dimakamkan di Pemakaman Nasionai Arlington pada tanggal 20
Mei 1986
Manajer memberikan laporan kepada
Nasa, mengemukakan "pemeriksaan keteknikan" mereka bahwa O-ring mampu
menanggung temperatur yang telah diperhitungkan, dan bahwa peluncuran
ini harus dilaksanakan sesuai jadwal. Para insinyur proyek
Morton-Thiokol menolak untuk menandatangani laporan ini.
Alan McDonald,
yang adalah direktur Morton-Thiokol bagi Solid Rocket Motors Project
sedang berada di Florida bersama NASA, dan mendesak NASA untuk menolak
laporan para manajer perusahaannya, dan tidak meluncurkan Challenger. la
berkeyakinan bahwa cuaca yang dingin akan menciptakan situasi yang
cukup berisiko terhadap O-ring, sehingga bisa membenarkan penundaan
peluncuran. Usulan McDonald ditolak oleh para manajer proyek NASA, dan
Challenger di-luncurkan pada pukul 11.38 tanggal 28 Januari 1986.
Terdapat untaian tetesan air yang membeku pada panggung peluncuran dan
pesawat ini pada saat peluncuran. Keputusan untuk meluncurkan
Challenger adalah sebuah keputusan yang buruk, dan mengakibatkan
hilangnya 7 nyawa, kehancuran pesawat ruang angkasa senilai multimiliar
dolar, dan ditutupnya program pesawat ulang-alik NASA selama dua tahun.
Peristiwa ini juga menandai untuk pertama kalinya Amerika Serikat telah
kehilangan astronaut dalam kegagalan pesawat ruang angkasa saat
penerbangan, dan menyebabkan para warga negara Amerika kehilangan
kepercayaannya terhadap NASA.
Bencana
Challenger juga mengacu pada keluarnya orang-orang kunci dari NASA, dan
pada keputusan untuk menggunakan roket-roket sekali pakai daripada
pesawat ulang-alik imtuk meluncurkan satelit ke orbitnya.Sebuah komite
kongres yang telah dibentuk untuk menyelidiki bencana ini menyimpulkan
bahwa "usaha untuk menepati jadwal penerbangan dan pemo-tongan biaya
lebih diprioritaskan dibanding keamanan penerbangan." Misi Challenger
sangat diminati oleh masyarakat Amerika karena kehadiran guru sekolah
menengah atas yang berasal dari New Hampshire, Christa McAuliffe, orang
pertama yang berasal dari masyarakat biasa—dan pelantikan program "Guru
di Ruang Angkasa" NASA. McAuliffe dijadwalkan untuk memberi pengajaran
dari ruang angkasa kepada murid-muridnya, sebuah program yang inovatif
dan mencengangkan yang membangkitkan antusiasme sangat besar di kalangan
para pendidik dan siswa.
Misi Challenger juga melibatkan peluncuran satelit penyiar data, dan serangkaian eksperimen terkait dengan komet Halley.Bencana
Challenger merupakan salah satu dari seratus bencana terburuk sepanjang
masa, sebagian karena konsepsi, pengembangan, dan peluncuran pesawat
ulang-alik ruang angkasa yang mengorbit merupakan salah satu pres-tasi
manusia terbesar sepanjang masa. Skala prestasi ini seimbang penuh
dengan skala bencananya. Penyebab bencana adalah kesalahan teknis—O-ring
menjadi begitu rapuh dalam cuaca dingin, sehingga tidak mampu mencegah
terpicunya gas yang mudah terbakar yang seharusnya tertutup olehnya.
Namun, kesalahan sebenarnya terletak pada para pengambil keputusan yang
mengabaikan potensi kesalahan teknis sehingga mengirim Challenger
meluncur ke malapetakanya.(di rangkum dari buku 100 buku bencana
terbesar sepanjang masa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar