burung perkutut/merbuk jantan dan betina |
diproses - Burung Perkutut (Geopelia striata, familia Columbidae) adalah sejenis burung berukuran kecil, berwarna abu-abu yang banyak dipelihara orang karena keindahan suaranya. Di Indonesia, terutama di pulau Jawa keadaanya dialam mulai terancam. Perkutut masih berkerabat dekat dengan Derkuku (Burung tekukur), Dederuk Jawa (burung puter), dan merpati (burung dara).
Burung perkutut bakalan yang belum
dapat berbunyi dengan baik, ada beberapa tujuan yaitu Pertama, burung
bakalan mempunyai harga yang lebih terjangkau bila dibandingkan dengan
burung yang sudah jadi. Kedua, agar burung tersebut nantinya dapat jinak
dan tidak takut jika melihat kedatangan manusia atau berani bersuara
jika ada manusia. Ketiga, agar burung tersebut rajin bunyi.
Ketika burung masih belajar bunyi burung belum bisa bersuara lepas atau
suaranya masih kecil dan jarang. Pada burung bakalan pertama diberikan
gabah lampung, tanpa dicampur dengan biji lainnya. Setelah burung
berani buka suara atau ngeriwik makanan boleh diganti dengan yang
kandungan gizi lebih komplit, seperti campuran berbagai macam
biji-bijian dimasak dengan madu, jahe, kencur, garam, lada putih dan
kuning telur. Bakalan burung yang mulai bunyi harus digenjot kegairahan
bunyinya dan pembentukan suaranya agar suaranya lebih enak didengar.
Untuk menggenjot burung bakalan tersebut kita dapat menggunakan jamu
daun saga dan terasi.
Untuk membersihkan suara burung perkutut dapat digunakan daun saga muda,
daun ini pertama kali dimakan terasa pahit, tetapi lama kelamaan akan
terasa manis. Jika perkutut diberikan daun ini, maka suara dari perkutut
akan lebih jelas dan bersih. Cara memberikannya adalah dengan
memelintir daun saga muda yang masih segar sampai kadar airnya berkurang
dan menjadi butiran-butiran sebesar kacang hijau. Kemudian dari air
atau butiran daun saga tersebut dicekokan keburung sampai benar-benar
tertelan. Jumlah yang diberikan adalah lima sampai tujuh butir sekali
memberi. Dan diberikan setiap minggu sekali.
Daunnya yang lebih mirip daun asem ini tiap helaian anak daun berbentuk
bulat dan lebar. Daun saga atau tanaman Abrus Precatorius, yang di jawa
lebih dikenal dengan nama sogo telik atau si manis (bukan saga pohon)
ini mengandung zat aktif glycyrrhizin, dan biasa dipakai sebagai obat
sariawan, penjernih suara atau serak pada tenggorokan dan bengkak
amandel.
Selain dari daun saga ada juga dari terasi, setelah dua sampai tiga hari
dicekoki daun saga perkutut juga dicekoki terasi. Cara memberikannya
juga sama dengan daun saga dengan memelintir trasi menjadi
butiran-butiran sebesar kacang hijau untuk kemudian dicekokan ke
perkutut. Diberikan satu minggu sekali dengan dosis tiga butir sekali
memberi. Terasi sangat ampuh untuk memancing bunyi dari burung perkutut
dan menjauhkan dari penyakit. Pada saat burung perkutut mulai sering
berbunyi pemberian daun saga dan terasi dikurangi menjadi dua minggu
sekali, selanjutnya menurun lagi menjadi satu bulan sekali dan
seterusnya ketika burung sudah benar-benar bocor penggunaan jamu dapat
dihentikan. Sebagai tambahan yang perlu diperhatikan dalam menjadikan
burung perkutut bocor adalah Merawat Kebersihan Perkutut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar