
Para
ilmuwan tersebut memulai studi pada 2004 untuk mengumpulkan informasi
tentang kanibalisme pada ular derik. Studi dilanjutkan kembali selama
tiga tahun di Meksiko tengah, daerah endemik ular tersebut. Mereka
meneliti perilaku kanibalisme itu pada 190 betina yang memiliki 239
kelompok telur, dan menemukan bahwa fenomena ini terbukti membuat induk
ular pulih dan bisa memperoleh kekuatannya kembali.
"Seekor
ular derik betina kanibal bisa mengembalikan tenaganya yang hilang
karena bereproduksi tanpa perlu berburu makanan dan menguras energi,"
kata Estrella Mociño dan Kirk Setser, peneliti utama sekaligus ilmuwan
di University of Granada di Spanyol.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Animal Behaviour
terbaru itu memperlihatkan bahwa kanibalisme pada spesies tersebut
adalah hasil evolusioner dari perilaku makannya. Ular ini biasa menunggu
mangsanya mati membusuk beberapa saat sebelum melahapnya.


"Umumnya
ular Viperid biasa memakan bangkai, sehingga tak aneh bila mereka
mengkonsumsi telur dan anak yang mati setelah mengeluarkan energi yang
begitu besar," kata Mociño.
Perilaku
ini dapat dijelaskan oleh empat faktor biologis. Hari kelahiran amat
mempengaruhi, karena betina yang melahirkan pada akhir Juli kemungkinan
besar melakukan kanibalisme karena mereka tak punya waktu untuk makan
dan mempersiapkan diri untuk bereproduksi.

Proporsi
bayi yang mati dalam satu kelompok dan tingkat investasi induk juga dua
faktor berpengaruh. Sebab, makin banyak telurnya, makin besar pula
kemungkinan adanya telur dan anak mati yang akan dimakan si induk. Stres
karena terkurung dalam sangkar juga punya andil dalam perilaku itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar