![]() |
mayat firaun |
diproses - Ia
sangat percaya pada tahyul. Walau di zamannya perkara tahyul bukan
sesuatu yang aneh. Tetapi untuk seorang raja Yemen penguasa semenanjung
Arab, seperti Yehia Hamid, kepercayaan itu terdengar ganjil. Baik di
kalangan rakyatnya maupun negara tetangga.
Sang raja sangat yakin bahwa gambaran rupa wajah adalah sesuatu yang “suci” pantang untuk dilukiskan dalam sebidang media. Jika tabu ini dilanggar orang yang dilukis (dipotret) dipercaya akan bernasib sial, mati dalam keadaan tragis.
Demi
melindungi nyawanya dan kepercayaannya pada tahyul tersebut, ia melarang
juru foto, wartawan, pelukis dan seniman, atau siapa saja untuk
melukiskan atau membuat potret maupun sketsa wajahnya. Eksesnya, selain
keluarga dekat, kerabat dekat, pejabat negara dan orang-orang yang
pernah bertemu dengannya, wajah sang raja
Yehia Hamid adalah sebuah misteri.
Yehia Hamid adalah sebuah misteri.
Rakyat
yang pemerintahan kerajaan Yemen di bawah kuasanya, hampir seluruhnya
tidak mengenal pasti wajah rajanya. Hal ini menimbulkan sungut dan
penasaran rakyat jelata. Sampai terlontar ucapan kesal: “Bagaimana
mungkin (rakyat) kami tak pernah mengenal rupa raja kami!” Bagi mereka
kepercayaan raja pada tahyul sangat berlebihan.
Suatu
hari, Raja Yehia Hamid mengundang seorang pelukis Italia kondang ke
istananya di Wadi Dhar dekat Sana’a, ibukota Yemen. Undangan itu bukan
untuk melukis wajah sang raja, melainkan sekadar bincang-bincang semata.
Sang pelukis tahu betul bahwa Yehia Hamid sangat percaya tahyul tentang
lukisan wajah. Dalam hati ia berniat untuk melukis wajah sang raja. Ia
pun “merekam” detail wajah sang raja dalam memori kepalanya.
Setelah
kunjungan ramah tamah itu usai, si pelukis pun memulai langkah besar
dalam karyanya. Ia ingin menjadi orang pertama yang membuat lukisan sang
raja Yemen, Yehia Hamid. Selama beberapa waktu ia membuat lukisan
potret raja berusia 81 tahun itu hingga akhirnya selesai!
Ia
sangat puas akan hasil lukisan potretnya. Sebab sapuan pada kanvas di
hadapannya sangat hidup. Seolah sang raja sedang berdiri menatapnya! Ia
pun berniat untuk mempublikasikan salinan lukisan tersebut pada media,
dan menyerahkan hasil aslinya pada sang raja sebagai sebuah hadiah
istimewa.
Sebuah Tragedi
Pada pekan terakhir Februari 1948, si pelukis menyerahkan salinan lukisan potret Yehia Hamid pada media. Surat kabar segera merespons hal tersebut dan mempublikasikan potret sang raja dalan porsi halaman yang besar. Publikasi ini menggemparkan dan disambut antusias oleh pembaca.
Pada pekan terakhir Februari 1948, si pelukis menyerahkan salinan lukisan potret Yehia Hamid pada media. Surat kabar segera merespons hal tersebut dan mempublikasikan potret sang raja dalan porsi halaman yang besar. Publikasi ini menggemparkan dan disambut antusias oleh pembaca.
Sementara,
saat si pelukis akan mengirimkan lukisan potret asli pada Yehia Hamid,
ia terkejut membaca sebuah berita di media terbitan Mesir. Berita
tersebut mengabarkan: Raja Yemen, Yehia Hamid tewas ditembak, bersama
tiga anak dan seorang penasihat kerajaan! Pemerintahan Yemen untuk
sementara diambil alih pemerintahan darurat, disebutkan bahwa pembunuhan
itu terjadi pada 17 Februari 1948. Diduga terkait suksesi Yehia Hamid
yang erat dengan pertikaian politik mengenai siapa pewaris tahta
kerajaan Yemen di antara 16 calon pewaris!
Pelukis
Italia itu terhempas. Ia merasa sangat menyesal telah melanggar tabu
sang raja. Ia merasa sangat bersalah karena tanpa izin telah membuat
lukisan wajah sang raja.
Pada
saat itu, potret Raja Yemen Yehia Hamid yang selama ini diliputi
misteri pun terkuak. Walau sang raja berupaya sebisanya berpantang
wajahnya dipublikasikan, namun akhirnya tabu itu terlanggar dan pada
saat yang sama ia pun tewas terbunuh secara tragis.
Apakah
lukisan potret tersebut berhubungan dengan tabu sang raja? Apakah hanya
suatu kebetulan saat wajahnya dipublikasikan dan pembunuhan itu pun
terjadi? Atau benarkah tahyul itu berubah menjadi sebuah kenyataan? Tak
ada yang tahu, misteri tetaplah misteri! (berbagai sumber)
Sepotong Kisah Yahya M Hamid ad-Din
Nama aslinya panjang: HM Amir al-Mumenin al-Mutawakkil ‘Ala Allah Rab ul-Alamin Imam Yahya bin al-Mansur Bi’llah Muhammad Hamidaddin. Namun ia biasa dikenal sebagai Yehia Hamid atau Yahya Muhammad Hamid ad-Din (Imam Yahya) atau Mahmud al-Mutawakkil.
Nama aslinya panjang: HM Amir al-Mumenin al-Mutawakkil ‘Ala Allah Rab ul-Alamin Imam Yahya bin al-Mansur Bi’llah Muhammad Hamidaddin. Namun ia biasa dikenal sebagai Yehia Hamid atau Yahya Muhammad Hamid ad-Din (Imam Yahya) atau Mahmud al-Mutawakkil.
Ia
adalah putra Sayyid Yahya bin Muhammad, terlahir dari cabang keluarga
Hamad ad-Din dari Dinasti al-Qasimi. Ia lahir pada 1867.
Saat
Yahya masih kecil, Yemen adalah salah satu provinsi Kekaisaran Ottoman.
Sejak muda ia menghabiskan waktu untuk menangani pekerjaan administrasi
ayahnya. Saat berusia 37 tahun, ayahnya meninggal dunia dan ia ditunjuk
sebagai pewaris bergelar Imam Yahya. Persis 4 Juni 1904 (sampai 2
September 1926), ia menjadi Imam yang memimpin wilayah pegunungan di
wilayah Utara Yemen.
Di
bawah pemerintahannya, Yemen menentang kebijakan peraturan Turki dan
Yahya kemudian segera menyusun potensi kekuatan militernya. Perang
sporadis pun meletus sampai tahun 1911.
Politik
Imam Yahya terfokus pada upaya melindungi Yemen dari semua bentuk
pengaruh asing. Yemen Utara dalam kepemimpinan Yahya menjadi negeri
kecil yang sangat kuat dan terisolasi dari negara tetangganya. Walau
kemudian ia mendapat bantuan militer dari Italia (1920 dan 1930-an) ia
tetap menolak hubungan permanen dan misi diplomatik.
Ia
mendelegasikan kekuasaan sektoral pada para bangsawan (sayyid) sebagai
kepala pemerintahan lokal (semacam kepala daerah)—walau akhirnya
penentangan politik terhadap kepemimpinannya yang konservatif isolatif
ini menjadi faktor yang memicu terbunuh Imam Yahya di tahun 1948.
Berkaitan
dengan berakhirnya Perang Dunia I (1918), Ottomans kehilangan kontrol
pada Yemen Utara dan Yahya pun memaklumkan negerinya sebagai negara
merdeka! Sejak 2 September-17 Februari 1948, Yahya bin Muhammad
memaklumkan dirinya sebagai penguasa dan Raja Yemen wilayah Utara.
Namun
dalam perang House of Saud (perang dengan dinasti Saudi di Arab) tahun
1934, pasukan Yahya dipatahkan. Tetapi Raja Ibnu Saud menawarkan
perdamaian tanpa memberi konsesi lahan.
Pada
1946, situasi politik Yemen Utara memanas, saat oposisi rejim Yahya
semakin kuat dan terorganisir. Imam Yahya Muhammad Hamidaddin akhirnya
tewas diberondong tembakan pada 17 Februari 1948. Ia digantikan anaknya
Ahmad bin Yahya. (berbagai sumber)
Yemen, Negeri di Semenanjung Arabia
Yemen adalah satu negara tua di jazirah Arabia. Letaknya persis di semenanjung Arab, Barat daya Asia. Berbatasan dengan Saudi Arabia di Utara, laut Merah di Barat, dan Laut Arab dan Teluk Aden di Selatan, serta Oman di timur.
Yemen adalah satu negara tua di jazirah Arabia. Letaknya persis di semenanjung Arab, Barat daya Asia. Berbatasan dengan Saudi Arabia di Utara, laut Merah di Barat, dan Laut Arab dan Teluk Aden di Selatan, serta Oman di timur.
Yemen
yang kini bernama asli al-Jumhuuriyya al-Yamaniyya, sejarahnya dimulai
pada masa Kerajaan Minaean (1200-650 SM) dan Sabaean (750-115 SM). Yemen
kuno merupakan wilayah perdagangan yang sibuk dan menguntungkan. Namun
ia dijajah Romawi pada abad pertama Masehi, seperti juga Ethiopiadan
Persia di abad keenam Masehi.
Pada
tahun 628, Yemen memeluk Islam dan diabad kesepuluh, ia berada di bawah
kekuasaan dinasti Rassid dari Sekte Zaidi, yang tetap berkuasa dalam
politik di Yemen Utara sampai 1962. Wilayah yang dijajah Turki Ottoman
sejak 1538-1918.
Wilayah
utara Yemen dikuasai para imam sampai militer pro Mesir melakukan
pengambil-alihan wilayah pada 1962. Junta militer memaklumkan berdirinya
Yemen Arab Republic.
Sebelum
meleburkan diri menjadi dua negara, Yemen terbelah menjadi dua negara.
Pertama negara People’s Democratic Republic of Yemen dan dan Yemen Arab
Republic. Namun pada 22 Mei 1990, kedua negara dilebur menjadi Republic
of Yemen setelah selama 300 tahun terpisah. Presiden pertama negara baru
itu adalah Ali Abdullah Saleh.
Luas
Yemen kira-kira sebesar Prancis. Terdiri dari wilayah pesisir pantai
pegunungan dan area plato sepanjang 1.130 km (700 mil) dengan luasan
area 527.968 km persegi. Total penduduknya 20.000.000 juta jiwa (sensus
Juli 2005). Negara ini beribukota Sana’a. Satu negara makmur di
Semenanjung Arab!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar