diproses - Mehdi Khazali, putra tokoh konservatif Ayatollah Abu Al-Kassam Khazali, membuat tulisan mengejutkan di situs internet pribadinya. Dalam tulisannya, dia mengatakan bahwa dirinya mengetahui sebuah fakta yang mengejutkan.
Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad memiliki garis keturunan
Yahudi. Sumbangan
dana tersebut dipergunakan untuk mendanai biaya operasional 30 buah
sinagog dan rumah sakit Yahudi di Tehran. Rumah sakit Yahudi tersebut
dipandang oleh warga
setempat sebagai rumah sakit yang berkualitas baik di Iran. Sebagian
besar staf medisnya adalah Yahudi, dan keseluruhan biaya operasional
rumah sakit tersebut mengandalkan pada donasi Yahudi.Khazali
mencatat bahwa Ahmadinejad mengubah nama keluarganya. Aslinya, nama
keluarganya adalah Saborjhian, dia mengatakan bahwa akar keluarga
Saborjhian di kota Aradan masih harus terus diselidiki.
Khazali
mengatakan bahwa Ahmadinejad mengubah nama Yahudinya di kartu tanda
pengenal untuk menyembunyikan akar keturunan dan darah Yahudi yang
mengalir dalam dirinya.
Para kerabat Ahmadinejad
telah mengatakan kepada harian Inggris, The Guardian, sesaat setelah
dia terpillih sebagai presiden Iran dulu, bahwa keluarganya memutuskan
untuk mengganti nama keluarga. Alasan penggantian nama keluarga tersebut
adalah gabungan antara “alasan keagamaan dan alasan ekonomi.”
“Dengan
pergantian nama keluarga tersebut, nama yang baru seolah mempelihatkan
sebuah keluarga Islam taat dari kelas pekerja untuk kepentingan politik
populis Ahmadinejad,” demikian tulis wartawan Robert Tait di harian The
Guardian. Nama Saborjhian sendiri berasal dari kata benang berwarna –
berasal dari kata Sabor dalam bahasa Farsi – sebuah pekerjaan yang umum
dan sederhana dalam industri karpet di propinsi Semnan, daerah Aradan.
Ahmad, sebaliknya, merupakan nama yang juga dipergunakan juga untuk
menyebut Nabi Muhammad dan artinya berbudi luhur, nejad berarti ras
dalam bahasa Farsi, jadi Ahmadinejad bisa diartikan umat Muhammad yang
berbudi luhur.
Meski
selama ini dikenal sering melontarkan kata-kata makian yang kasar dan
pedas terhadap Yahudi Israel, Khazali mengatakan bahwa presiden Iran
tersebut bermaksud menyembunyikan fakta bahwa dirinya adalah seorang
yang berdarah Yahudi. Oleh karena itu, Ahmadinejad seringkali
“menyerang” Israel dan kaum Yahudi, untuk menciptakan kesan bahwa
dirinya adalah seorang Muslim yang memegang teguh keyakinannya.
Ucapan
Khazali tersebut dimuat dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Khazali
sendiri yang berjudul, “Yahudi di Iran”. Di dalamnya, dia mengatakan
bahwa waktunya telah tiba untuk mengungkapkan kebenaran mengenai peranan
Yahudi di Iran.
Komunitas
Yahudi di Iran merupakan komunitas Yahudi terbesar di Timur Tengah,
selain di Israel tentunya, dengan jumlah populasi yang mencapai 20.000
orang. Meski kaum Yahudi hanya hidup dalam standar kehidupan rata-rata,
namun mereka sama sekali tidak mau beranjak dari Iran.
Komunitas
Yahudi Iran adalah salah satu komunitas Yahudi tertua, dengan sebuah
sejarah yang berumur 3.000 tahun lamanya. Yahudi Iran terkonsentrasi di
tiga kota, Tehran, Isfahan, dan Shiraz.
Sejumlah
besar komunitas Yahudi di Iran menjalankan usaha kecil-keclilan dalam
bidang perdagangan dan usaha eceran. Sejumlah Yahudi dipekerjakan oleh
pemerintahan atau perusahaan milik negara.
Komunitas
Yahudi di Iran telah mengadaptasi era elektronik dan memiliki situs
internet khusus untuk membantu komunitas Yahudi Iran dalam menggalang
dana untuk memenuhi kebutuhan mereka. Para donatur untuk komunitas
Yahudi Iran berasal dari luar negeri, dipimpin oleh Yahudi kaya asal
Iran yang pindah dari Iran setelah terjadi revolusi, setiap tahunnya,
dia menyumbangkan jutaan dollar kepada komunitas Yahudi Iran.
Bulan
Maret lalu, rumah sakit Yahudi tersebut bahkan mendapatkan sumbangan
dana khusus, ketika ditelusuri, dana khusus tersebut berasal dari kantor
presiden Iran Mahmud Ahmadinejad.
Masa Lalu Ahmadinejad
Rumah
dari Mahmud Saborjhian muda tampak reyot dan tidak layak huni, tamannya
sudah ditumbuhi oleh rerumputan liar dan dipergunakan untuk tempat
bertenggernya ayam-ayam. Sumur tua yang dulu dipergunakan orangtuanya
untuk menimba air minum telah berubah menjadi kering.
Hal
tersebut adalah pemandangan masa lalu Iran. Namun bagi masyarakat Iran,
pemandangan sekeliling di kota Aradan, yang terletak sekitar 80 mil di
sebelah tenggara Tehran dan langsung berhubungan dengan jalur sutra,
sangat berarti.
Kota
tersebut adalah kota dimana presiden Iran, yang lebih dikenal dengan
nama Mahmud Ahmadinejad, tumbuh dewasa. Dia merupakan anak keempat dari
tujuh bersaudara.
Keluarga
Saborjhian menyewa rumah dua tingkat sebelum meninggalkan kawasan
miskin tersebut pada akhir tahun 1950an untuk mencari kemakmuran dan
kehidupan baru di Tehran. Ahmadinejad kecil kala itu baru berusia satu
tahun lebih beberapa bulan.
“Pindah
dari desa ke kota besar adalah sebuah hal yang umum dan biasa terjadi
di masa itu, sehingga orang-orang yang tidak ingin menunjukkan silsilah
keluarga mereka memutuskan untuk mengubah nama keluarga,” kata Mehdi
Shahhosseini, putra dari sepupu Ahmadinejad yang masih tinggal di
Aradan.
Ahmadinejad memang
berulangkali tertangkap basah tengah bertemu dengan para pemimpin
Yahudi. Ahmadinejad memiliki hubungan yang harmonis dengan Yahudi.
Semasa berada di New York, presiden Iran tersebut terlihat dengan
antusias menyambut kedatangan sejumlah Rabbi Yahudi AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar